IBUKU
TEMAN DEKATKU
Pada suatu hari yang bernuansa kesejukan, Tuhan
menghampiriku dan menawarkan sebuah kehidupan dunia padaku. Aku merasa
kebingungan. Aku takut pada saat aku benar-benar sudah di dunia, aku akan
merasakan sepi yang tak berhujung pada
hari-hariku. Tapi Tuhan benar-benar memahami perasaanku yang sedang gelisah. Ia
berkata padaku “wahai bayi mungil, janganlah kau takut pada dunia yang akan
menjadi tempat hidupmu kelak. Karena kamu akan merasa nyaman dengannya.
Yakinlah!.” Suara Tuhan sangat meyakinkanku.
Tak
kusadari aku mendengar suara lain yang menyapa telingaku. “Gita segara bangun,
hari sudah sore.” sapanya. Dengan berat aku berusaha membelalakkan mata yang
masih lekat antara satu dengan yang lain. Kemudian Aku duduk di atas kasurku
dan merenung. ternyata aku baru menyadari kalau tadi aku sedang bermimpi. Akhirnya
aku bangkit dari tempat tidurku dan beranjak ke kamar mandi. Di kamar mandi aku
mendengar ibu sedang bernyanyi disela kegiatan memasak yang dilakukannya setiap
sore hari. “tumben ibu bernyanyi? Apakan hatinya sedang berbunga-bunga? Tak
seperti biasanya ibu begini, membangunkankupun juga dengan sabar.” Pikirku
demikian.
“segera
beres-beres rumah ya.” Kata ibu. “iya bu” jawabku. Aku segera melakukan apa yang
ibu perintahkan padaku. Dengan bergegas membawa sapu aku membersihkan lantai.
Ditengah aktifitasku tiba-tiba aku ingat dengan mimpiku tadi sore yang aneh dan
mustahil sekali menurutku, bagaimana tidak, aku bermimpi bertemu dengan sosok
Tuhan. Begitu aneh bagiku. Lantas aku berfikir bahwa itu hanyalah sebuah mimpi
yang wajar dan hanya sebagai bunga tidurku tadi sore. Aku segera menyelesaikan
pekerjaanku. Setelah aku menyelesaikan pekerjaanku, aku segera menghampiri ibu
yang sedang memasak di dapur. Aku membantu ibu memotong wortel yang berwarna
segar keoranyean. Disela pekerjaanku aku memandangi wajah ibu yang sedang
menggoreng ikan. Aku menatap wajah ibu yang penuh dengan peluh karena terkena
uap dari minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng ikan. Terlintas
dibenakku secara tiba-tiba. Apa jadinya aku, jika tak ada ibu dirumah ini ya?.
Semuanya sendiri, masak pasti sendiri, mencuci pun juga sendiri. Ya itu pasti
menakutkan. Tapi aku tak pernah melihat ibu mengeluh walaupun ia harus memasak
setiap hari untukku, membantuku mencuci baju, dan yang lainnya.Ibu tak pernah
merasa bosan dengan rutinitasnya yang seperti itu. Apalagi sekarang aku hanya
memiliki satu orang tua. Hanya Ibu. Ya hanya Ibu yang masih ada. Ibu yang akan
mencarikan nafkah untukku, hanya Ibu yang akan menemaniku sekarang. Menemaniku
melalui masa-masa tersulit dalam hidupku. bagaimana aku harus hidup,
bersosialisai, menemukan makna kehidupan yang nyata dalam perjalanan hidupku
ini. Semua harus kiulalui bersama Ibu.
Ibuku
orang yang kuat. Sangat teguh hatinya. Aku jadi berfikir lagi tentang mimpiku
tadi sore yang sepintas aneh, tapi sedikit demi sedikit aku mulai menyadari dan
paham dengan mimpiku itu. Aku tau maksud Tuhan. Ia memberikan Ibu kepadaku
untuk menjadi teman bahkan selama hidupku berlangsung, Ibu yang akan menemani
dan membimbingku. aku ingat ketika aku masih kecil ibu selalu menyayangiku
tiada batas. Ibu sangat bahagia karena aku telah lahir dimuka bumi ini. Ketika
aku menangis, tangan ibu yang mengusap air mataku. Ketika aku lapar, Ibu yang
menyuapiku. Ketika aku sedang bergembira, tangan ibu yang menengadah bersyukur
kepada Tuhan seraya memelukku dengan erat dan berderaian air mata. Betapa besar
kasih sayang ibuku terhadapku. Aku paham sekarang. Tuhan memang sangat mengerti
bagaimana menata kehidupan dan menjadikan manusia senantiasa berfikir dalam
segala hal. Hidupku adalah hidup Ibuku. Bukan orang lain. Sekarang yang
terpenting bagiku adalah melihat ibu selalu tersenyum dan bahagia. Aku pun juga
akan merasa sempurna bila senyum kebahagiaan yang terpancar dari bibir ibu
adalah karena aku.
KU
PERSEMBAHKAN UNTUK IBUKU TERSAYANG
YANG
TAK PERNAH BOSAN MENEMANIKU.
GITA
WIDYA LARA
(122074035)
0 komentar:
Posting Komentar