Minggu, 16 Maret 2014

Utukmu Bunda



Zhanen A’rofani Wakhid
122074210/PA
Untukmu Bunda
Bunda,engkau  adalah cahaya dalam hidupku. Engkau selalu menerangiku dengan balutan doamu. Setiap kali berada di dekatmu merupakan anugrah terindah, kesejukan yang tiada habisnya bagiku.Bunda, kini aku telah tumbuh menjadi sosok gadis remaja.Tapi,”tidakkah engkau tahu bahwa aku memendam luka?”.Lukaku merupakan luka yang teramat dalam.Bukan luka secara fisik bun, tapi luka secara batin. Setiap kali aku selalu berdoa, agar dapat segera menyembuhkan luka ini agar dapat membuatmu bahagia. “Tahukah engkau apa yang menjadi lukaku?” Lukaku karena belum bisa membahagiakanmu. Dan, “Tidakkah engkau marah kepadaku karena lukaku ini?”.Pertanyaan ini selalu berputar dalam otakku, dan engkau pernah berkata kepadaku,bahwa engkau hanya menginginkan aku sukses dan menjadi anak shaleh. Kembali aku bertanya kepada diriku, “Apakah aku sudah menjadi seorang  yang shaleh dan sukses?” Dan dengan segera,aku menjawab dalam diriku. “aku belum menjadi anak yang engkau inginkan”. Sempat aku berkata kepada diriku, “Apakah mungkin bundaku hanya menginginkan hal itu?” dan dengan sikap yang engkau tunjukkan kepadaku, aku mulai mengerti dan memahami bahwa engkau hanya menginginkan dua hal itu ada pada diriku.
Semakin hari, aku merasa bahwa aku mampu menjawab beberapa pertanyaan tersebut. Dan,aku pernah berjanji di dalam hati bahwa aku akan mampu menjadi anak yang sukses serta menjadi anak yang shaleh.Dan hal tersebut aku tunjukkan dari sesuatu yang kecil namun mengandung nilai yang baik.Seperti, membantu orang tua, dan sholat.Setiap kali aku berdoa, aku meminta agar tuhan akan memberikan umur yang panjang bundaku, agar bundaku kelak dapat melihat kesuksesan itu. Agar setidaknya aku mampu menghiasi bibirnya dengan sedikit senyuman kelegaan.
Yah, itulah bundaku dengan segala kekurangannya tetapi mampu membuat anaknya menjadi lebih baik. Dan kalimat terakhir untukmu bundaku, “Aku saying bunda, dan tunggu kesuksesan ku datang. Semoga kelak engkau dapat bahagia dengan sedikit pemberian dariku”.

0 komentar:

Posting Komentar