Untuk Dia, Di Kelas Sebelah!
Oleh : Ratri Mia Fitriani
Minggu, 16-03-2014
11:13 PM
Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh
suka—cita
Sehingga siapapun insan Tuhan
pasti tahu,
Cinta kita sejati...
BCL – CINTA SEJATI (lagu
kesukaanku dan dia)
Biarlah lagu ini mengantar jari-jariku menguak segala
sejarah yang ku lalui dengannya, sejarah di waktu lalu maupun di masa yang akan
datang. Suka-duka, suka-cita, tak datang tanpa undangan begitu saja. Dengan proses
panjang dan matang, yang tak ku inginkan tapi Tuhan mengiyakan maka aku dan dia
dipertemukan.
Dia yang ku panggil I-A, ya! Dia yang sekarang berada di
kelas sebelah!
Dia yang ku kenal sejak duduk di bangku SMA, tepatnya
ketika namaku dan dia berembel-embel 11 – Bahasa. Aku tidak pernah berharap
mengenalnya lebih dari sekedar teman sejawat yang berada dalam satu program
yang sama, namun rupanya Tuhan memiliki jalan yang lain untukku dan dia. Kuasaku
apa? syukurkulah yang utama. Kami dekat. Itu seperti aneh (bagiku), mungkin
baginya pula. Karena yang ku perhatikan, dia adalah siswa yang suka tidur,
tidak, tidak, ramah, tidak rajin, dan tidak tidak yang lainnya. Sedangkan hal
itu sangat jauh dari pribadiku yang ramai. Aku tidak paham atas dasar apa Tuhan
menjadikan sepasang sahabat yang gila saat SMA. Menjadikannya manusia yang
cerewet, ramah, dan tidak tidur itu hal yang amat tidak mudah, tapi aku cukup
berhasil. Semuanya begitu saja mengalir. Namun susahnya menjadi sahabat
perempuan saat itu membuatku banyak sungkan karena meskipun dia yang tak
begitu tampan, bahkan tidak manis, tetapi banyak juga perempuan yang
mengaguminya. Aku tidak mengerti mereka mengamuminya dari segi apa ? segitiga,
segi empat, dll. Parahnya mereka mengira aku ini pacarnya. Yang membuatku
sering merasa bersalah adalah ketika salah satu dari mereka benar-benar
menyukainya, aku seperti pagar tak jelas ada di depannya. Misal saja kasus
seorang pengagum yang berinisial “D” yang ternyata dia juga menyukai si “D”,
betap rasa bersalahku membengkak! Banyak perempuan yang dia sukai, begitupun
sebaliknya. Kagumku adalah ketika dia memutuskan tidak akan mengikrarkan status
“pacaran” saat SMA dan itu terbukti.
Persahabatan yang gila, mungkin julukan yang aneh tapi
bagiku dan dia seperti hal yang wajar karena faktanya demikian. Sejarah yang
panjang menuliskan hal-hal konyol yang mungkin jarang orang lain lalui.
Pertama, panjat tembok sekolah. Hal itu bukan sengaja, melinkan idenya yang
berawal menggoda keberanianku menaiki tembok sekolah lalu keluar. Karena
gengsiku yang tak ingin terlihat lemah, tak ada kata lain selain iya. Kedua,
berjalan dari sekolah sampai rumahku dengannya yang jaraknya sekira 5KM.
Meskipun sedikit membuatku lelah dan merengek, dia selalu mengejekku pula, tapi
itu tidak penting, bersama jauh lebih membahagiakan. Ketiga, menangis bersama
karena angka-angka yang jauh berbeda antara aku dan dia, membuatku marah dan
bertekad membawanya dalam peringkat yang sama denganku. Aku dan dia terlihat
tak terlalu akur. Bahkan teman-teman dalam kelasku dan dia paham benar karakter
persahabatan kami waktu itu, ya begitulah aku dan dia. Caraku dan dia
menyatukan dua kepala manusia.
Juli 2012, dia ikatkan persahabatanku dengannya dengan
sebuah hubungan yang lebih dewasa katanya. Aku mulai sadar, sebab-musabab
mengapa aku dan dia dipertemukan mulai kurasakan ketika kami benar-benar berada
dalam satu tempat belajar yang sama, Universitas negeri Surabaya.Utamanya,
ketika aku ditinggal perempuan yang menemaniku untuk selamanya. Dengan sabar
dia membesarkan hatiku, tiap tangis yang tak bisa ku sembunyikan dengan telaten
dia mengajakku untuk ikhlas. Begitupun sebaliknya, banyak hal yang tak mungkin
ku tulis tentangnya, karena banyak kode harus ku sembunyikan. Yang selalu ku
lakukan adalah menjadi pendengar yang baik, penasihat yang bijak, pengayom yang
sabar, pendorong yang berefek positif, dan penghibur yang menghambur senyum.
Karena tidak semua yang kau lihat itu yang sebenarnya.
Tetaplah
menjadi bintang di langit
agar
kisah kita kan abadi…
biarlah
sinarmu tetap menyinari ala mini
agar
menjadi saksi cinta kita..
berdua...
Padi –
Kasih Tak Sampai (Lagu kesukaanku dan Dia)
Empat tahun bersama, yang tiada hari tanpa aku dan dia,
tiada waktu yang tak ia penuhi dengan cerita cerwetnya. Empat tahun yang
seperti 19 tahunku bersama ibu. Semoga ini berlangsung lebih lama dari yang aku
dan dia bayangkan. Kalaupun cincin yang melingkar adalah milik orang lain, bahkan
sampai tongkat tua membopong aku dan dia, semoga aku dan dia selalu dalam
lingkar silaturrahmi persahabatan dan keluarga yang baik, janjinya.
Ini untuk dia
Dia yang ku panggil I-A,
ya! Untuk dia, di kelas sebelah!
Senin, 17-03-2014
12:26 AM
NB : ini ku buat bukan karena aku mencintaimu melebihi cintaku pada Tuhan, atau pada ibu dan ayahku. Tapi semata-mata karena tugas :D :p
NB : ini ku buat bukan karena aku mencintaimu melebihi cintaku pada Tuhan, atau pada ibu dan ayahku. Tapi semata-mata karena tugas :D :p
1 komentar:
dalam satu kata aku bisa mengucapkan cintaku padamu, dengan satu kata aku bisa bertemikasih padamu, dengan satu kata kukatakan indah tulisanmu. satu kata itu ialah gotek (GO Sutek) semoga kamu membawa berkah buat saya dan keluarga saya. seperti pedagang tahu crispy dia selalu menyediakan tahu crispy buat pelanggan, dia tidak pernah menjual bisa ular kobra pada pelanggannya, bukankah sebuah berkah hal tersebut.
Posting Komentar