Jika
disuruh untuk menceritakan tentang sosok ini sangatlah sulit. Karena menurut
saya lebih mudah untuk menunjukkannya daripada menuliskannya. Sosok tersebut
adalah ibuku. Wanita paruh baya yang masih terhiasi oleh kecantikan alami
hingga kini. Orang yang paling berjasa dalam setiap langkah kehidupanku.
Cerita ini
aku dedikasikan untuk ibuku atau yang biasa aku panggil mama setiap hari.
Aku tidak
pernah tahu apakah aku telah melakukan sesuatu yang membanggakan baginya. Aku tidak
pernah menuntutnya untuk menilai setiap tindakanku. Namun aku selalu berusaha
untuk melakukan yang terbaik baginya.
Mungkin momen-momen
membanggakan baginya yang didapat dariku adalah ketika aku diterima di sekolah
negeri setiap jenjangnya. Ya memang hal tersebutlah yang sangat diinginkan
olehnya. Dan keinginannya pun selalu terwujud. Sedari tingkat dasar hingga
tingkat atas aku diterima di sekolah negeri. Walaupun sekolahnya tidak terlalu
memiliki nama, namun cukup bangga bisa bersekolah di sana. Karena aku pun turut
andil untuk mengharumkan nama sekolah tersebut. Meskipun hanya pada tingkat
atas aku berkontribusi sangat besar.
Memang aku
merasa bahwa aku melakukan banyak hal yang membuat ibuku tersenyum pada masa
SMA. Menjuarai lomba ludruk se-Surabaya, masuk dalam penjurusan yang memang aku
dan ia inginkan, dan juga lulus dan diterima di PTN yang memang direstui
olehnya.
Yang pertama
adalah memenangkan lomba ludruk se-Surabaya. Hal tersebut yang menurutku bisa
membuat ibuku bangga. Karena dengan itulah aku bisa membuktikan bahwa aku tidak
salah masuk ekstrakulikuler di sekolah ku. Semula ibuku mengeluhkan mengapa aku
memilih ekskul tersebut. Namun setelah
mengikuti berbagai lomba dan sebagian dari lomba tersebut dapat membuat ibuku
paham akhirnya ia bisa menerimanya dan tersenyum saat aku melakukan yang
terbaik untuknya.
Masuk dipenjurusan
yang ia inginkan. Semua keluargaku menginginkan aku masuk pada jurusan IPA. Tak
terkecuali ibuku sendiri. Dan juga aku pun ingin masuk jurusan IPA. Memang tidak
begitu terlihat ‘wow’. Karena aku memang sudah dibekali ilmu yang cukup untuk
menembus batasan nilai untuk masuk jurusan IPA. Namun tak lupa ibuku bersyukur
karena memang itu jalan yang terbaik.
Yang terakhir
tentu saja mengenai diterimanya masuk di perguruan tinggi yang memang sudah
tersugesti dalam pikiranku sendiri. Berdoa dan juga usaha yang keras ketika
SNMPTN menghantarkan ku masuk di Universitas Negeri Surabaya. Tentu saja doa
ibuku lah yang paling banter. Karena memang
ia menginginkanku masuk di UNESA. Untuk jurusannya terserah padaku. Ketika melihat
namaku masuk di koran, ia begitu terlihat bangga akan usahaku selama ini.
Terima
kasih bu untuk semua doa dalam sujudmu yang mengantarkan ku hingga saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar