Minggu, 16 Maret 2014

Kasih yang Tak Berbalas




Kasih yang Tak Berbalas


Setiap nafas yang berhembus, tiap jengkal kaki yang kutapakkan, diriku kan selalu teringat wajah beningmu, Ibu. Kala sang fajar telah menyingsing, diri ini merenung dalam buaian sepi. Teringat semua jasa kasihmu, kau yang mengajarkanku membuka mata untuk melihat dunia. Engkaulah yang mengajarkanku tentang kata, cinta, dan kasih. Bahkan tentang masa depanku, harapan, cita, keberhasilan, dan kesuksesanku kelak. Semua itu begitu berharga, bu. Aku tak sanggup jika suatu saat kau meninggalkanku, pergi untuk selamanya. Entah apa yang sedang bergelayutan dalam pikirku, bayangan itu datang begitu cepat dan tiba-tiba. Ah, entahlah...

Saat aku masih duduk dalam pangkuan manismu, derai tangisku memecah sunyi. Semilir angin yang begitu anggun dan hanya kehangatan pelukanmu yang dapat kurasa. Kini...”anakmu sudah dewasa, namun maafkan aku bu, diriku masih tak bisa membalas segala jasamu yang telah kau beri. Terkadang, dengan segala keegoisanku, kataku tak berkenan di hatimu,” dalam relung hatiku yang paling dalam sembari meratapi usiamu yang semakin senja.

Ratapanku semakin kosong, selaput jala mataku meratapimu. Tiba-tiba kau datang memegang erat pundakku. Aku pun berlinang air mata dan segera memeluknya. “senyummu begitu manis bu,” kataku dalam hati. “menangislah nak, karena Allah ciptakan air mata. Dan air mata adalah permata paling berharga yang Allah karuniakan kepada setiap wanita. Jika kamu berpikir air mata adalah kelemahan wanita, ternyata kamu salah nak. Air mata adalah kekuatan wanita. Di situlah perasannya berderai. Duka, gundah gulana, resah gelisah, gembira, bahagia, semuanya terungkap melalui air mata,” begitulah pesan ibu yang tak tahu ada apa denganku sebenarnya. Saat itu aku terdiam, bibirku seolah terkunci, tak bisa berkata sepatah kata pun.  Aku dirundung oleh kehangatan dalam pelukannya.  Hanya itu yang dapat kurasa. Semuanya terasa indah, bu. Kau menitipkan senyuman di setiap tangisanku, pelangi di setiap hujan, dan kemudahan di setiap kesulitan. Kerana kau, dunia begitu berarti. J


Oleh :
Mar’ atus Solihah

122074022

0 komentar:

Posting Komentar