Minggu, 16 Maret 2014

Muka Lelah Sang Ibu


Muka Lelah Sang Ibu
Sony Ady Prasetyo

Aku lahir dari dua bersaudara, lahir dari seorang ibu yang kuat, sabar, tabah dan bekerja keras bahkan selalu membuat aku merasa seperti dalam kesenanganku sendiri. Ibu tak pernah sekali pun merasa terbebani selama aku dibesarkan oleh ibu, kasih sayang dan seluruh perhatiannya tak luput dari yang sudah aku rasakan. Ibu sangat luar biasa, susah untuk membuktikan dengan kata tapi aku bisa melihat, merasakan bahkan bisa membayangkan, dia rela bekerja demi aku dan keluargaku.
Tahun berganti tahun aku beranjak mulai dewasa, namun sikap dan sifat, perilaku tetap melekat pada jiwaku. Ibu tak pernah sedikitpun berfikir  kelak aku akan menjadi apa, sampai akhirnya aku benar-benar dewasa ibu masih seperti memanjakan aku. Dan saat itu aku di nyatakan lulus SMA, kemudian aku mencari pekerjaan untuk sedikit membantu ibu tapi bagiku itu belum seberapa dibandingkan dengan pengorbanan ibu. Yang terpenting bagi ibu adalah melihat aku bahagia menjadi anaknya.
Setelah hampir setahun aku bekerja, entah kenapa aku berfikir untuk melanjutkan kuliah S1 , tentu butuh biaya lagi dan lagi-lagi ibu tak pernah mengeluh dan putus asa untuk menuruti kemauan aku. Selang setahun aku kuliah ibu merasakan sakit dan menurut dokter adalah penyakit dalam, saat itulah aku sadar betapa hebatnya ibuku melawan semua penyakit itu hanya untuk membiayai kuliah aku.
Akhirnya sejak itu lah aku bicara kepada ibuku untuk berhenti bekerja tetapi ibuk menolaknya dengan halus, dengan alasan yang sederhana karena aku tak ada yang membiayai kuliah. Aku sejenak terdiam dan berfikir, entah harus bagaimana aku membalas semua jasa ibu kepadaku, mungkin hanya kesuksesan kelak aku bisa membuat ibu tersenyum dan merasakan kebahgiaan.
Waktu terus berganti aku terus berusaha dan terus belajar untuk mewujudkan itu semua, perubahan sedikit-sedikit mulai aku tunjukan. Saat itu pun aku tak mau mengecewakan ibu, mungkin dari aku antar jemput ibu bisa meringankan beban ibu dari kelelahan. Memang kecintaan seorang ibu kepada anak tiada duanya mungkin bisa dikatakan segalanya untuk ibu, sesusah dan seberat apa pun pekerjaan ibu tidak ada niatan untuk keluar dari pekerjaannya sekarang. Sampai rumah ibu memasak untuk makan malam dan entah aku berfikir terbuat dari apa ibuku, yang pasti aku sangat bangga.
Dari semua pengorbanan itu, aku mengerti bahwa tidak ada seorang ibu yang tak ingin anaknya sukses, apalagi cita-cita anak pasti apapun dilakukan oleh ibu, karena ibu tahu aku masih butuh pendidikan yang jauh lebih hebat dari pada dirinya. Ibu juga tak pernah menginginkan anaknya menjadi seperti dirinhya saat ini. Semua yang dilakukan ibu adalah untuk kesuksesanku kelak, menjadi yang berguna untuk orang tua serta untuk orang lain. Semoga aku bisa membalas semuanya ibu, doakan anakmu bisa menjadi orang yang bisa membahagiakanmu. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar