Muka
Lelah Sang Ibu
Sony
Ady Prasetyo
Aku
lahir dari dua bersaudara, lahir dari seorang ibu yang kuat, sabar, tabah dan
bekerja keras bahkan selalu membuat aku merasa seperti dalam kesenanganku
sendiri. Ibu tak pernah sekali pun merasa terbebani selama aku dibesarkan oleh
ibu, kasih sayang dan seluruh perhatiannya tak luput dari yang sudah aku
rasakan. Ibu sangat luar biasa, susah untuk membuktikan dengan kata tapi aku bisa
melihat, merasakan bahkan bisa membayangkan, dia rela bekerja demi aku dan
keluargaku.
Tahun
berganti tahun aku beranjak mulai dewasa, namun sikap dan sifat, perilaku tetap
melekat pada jiwaku. Ibu tak pernah sedikitpun berfikir kelak aku akan menjadi apa, sampai akhirnya
aku benar-benar dewasa ibu masih seperti memanjakan aku. Dan saat itu aku di
nyatakan lulus SMA, kemudian aku mencari pekerjaan untuk sedikit membantu ibu
tapi bagiku itu belum seberapa dibandingkan dengan pengorbanan ibu. Yang
terpenting bagi ibu adalah melihat aku bahagia menjadi anaknya.
Setelah
hampir setahun aku bekerja, entah kenapa aku berfikir untuk melanjutkan kuliah
S1 , tentu butuh biaya lagi dan lagi-lagi ibu tak pernah mengeluh dan putus asa
untuk menuruti kemauan aku. Selang setahun aku kuliah ibu merasakan sakit dan
menurut dokter adalah penyakit dalam, saat itulah aku sadar betapa hebatnya
ibuku melawan semua penyakit itu hanya untuk membiayai kuliah aku.
Akhirnya
sejak itu lah aku bicara kepada ibuku untuk berhenti bekerja tetapi ibuk
menolaknya dengan halus, dengan alasan yang sederhana karena aku tak ada yang
membiayai kuliah. Aku sejenak terdiam dan berfikir, entah harus bagaimana aku
membalas semua jasa ibu kepadaku, mungkin hanya kesuksesan kelak aku bisa
membuat ibu tersenyum dan merasakan kebahgiaan.
Waktu
terus berganti aku terus berusaha dan terus belajar untuk mewujudkan itu semua,
perubahan sedikit-sedikit mulai aku tunjukan. Saat itu pun aku tak mau
mengecewakan ibu, mungkin dari aku antar jemput ibu bisa meringankan beban ibu
dari kelelahan. Memang kecintaan seorang ibu kepada anak tiada duanya mungkin
bisa dikatakan segalanya untuk ibu, sesusah dan seberat apa pun pekerjaan ibu
tidak ada niatan untuk keluar dari pekerjaannya sekarang. Sampai rumah ibu memasak
untuk makan malam dan entah aku berfikir terbuat dari apa ibuku, yang pasti aku
sangat bangga.
Dari
semua pengorbanan itu, aku mengerti bahwa tidak ada seorang ibu yang tak ingin
anaknya sukses, apalagi cita-cita anak pasti apapun dilakukan oleh ibu, karena
ibu tahu aku masih butuh pendidikan yang jauh lebih hebat dari pada dirinya.
Ibu juga tak pernah menginginkan anaknya menjadi seperti dirinhya saat ini.
Semua yang dilakukan ibu adalah untuk kesuksesanku kelak, menjadi yang berguna
untuk orang tua serta untuk orang lain. Semoga aku bisa membalas semuanya ibu,
doakan anakmu bisa menjadi orang yang bisa membahagiakanmu. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar