MATAHARI PENYEJUK HATI
Hai dunia ….
Aku
hanya ingin merangkai sebuah perjalanan hidup dari kata hingga menjadi
kalimat, dan kalimat menjadi paragraf dengan penuh kasih sayang. Mereka yang
berada dalam lingkupmu terlahir dalam rahim seorang wanita ‘gagah perkasa’
namun baik dan tulus hatinya. Siapa yang tidak mengenalnya? Dan semua akan
menjawab sama seperti denganku bahwa ia adalah IBU.
Aku
terlahir di dunia ini menjadi seorang manusia sejati dan mengenal hidup berkat
ketulusan seorang ibu. Menjaga, merawat, dan memperjuangkan hidupnya demi aku
selama Sembilan bulan dalam rahimnya. Tetes darah yang ia keluarkan tak
henti-hentinya bercucuran keluar membasahi rahimnya tak mampu ku bayar dengan
harga. Diantara beribu dan berjuta umat di dunia ini, aku hanya ingin meniru kehadiran
sosokmu itu dalam setiap langkah yang kupijak. Canda, tawa, sedih, marah, dan
hal lainnya kau tumpahkan dalam sebuah kalimat penuh makna yang akan membuatku
menjadi sosok wanita berhati sempurna. Ah ibu kau berjuang demi keluarga
kecilmu ini.
Ibu,
aku bersyukur terlahir di dunia ini, melihatmu besusah payah membimbingku mulai
aku tidak bisa melakukan pelbagai hal hingga aku aku sudah terbiasa melakukan
hal apa pun itu sendirian. Namun, kau tetap membimbingku dan mengajariku
selayaknya aku seperti anak kecil yang tidak bisa melakukan apa pun di matamu. Menyiapkan
sarapan, menyiapkan baju, mengingatkan hal yang perlu di siapkan, demikianlah
ritual tiap pagi yang salalu ibu lakukan. Ibu tanpamu aku tak berarti apa-apa.
Keluh
kesah yang menerjang hidupmu untuk kesekian kalinya, kau mampu melewatinya
dengan sabar dan ikhlas. Derita yang menodai hidupmu tidak ubahnya seperti
pengalaman yang patut untuk ku pelajari dengan kesabaran di kehidupanku kelak
agar aku tidak sampai terluka karena “derita dunia”. Kadang keegoisanmu ibu
membuatku marah dan kesal sampai akhirnya aku merasakan amat menyesal karena
dengan keegoisanmu aku menjadi kuat dalam menjalankan hidupku. Ibu, kau seperti
matahari yang ketika kami membutuhkan kehangatan dan ketika merasakan kedinginan kau mampu menghadirkan
dengan sejuta tindakan, seperti air yang selalu mengaliri kesenjukan hati dan menghapus semua perasaan buruk.
Sungguh
aku sangat terpukul ketika aku melihat ibuku menangis dihadapanku menceritakan
perasaan yang sedang ia alami. seperti hati ini ikut terluka merasakannya. Dan ingin
aku menghapus air matanya untuk kesekian kalinya. Namun tidak berhasil ku
lakukan karena hatimu sudah tergores bergitu dalam. Mulai aku masih kecil
hingga aku menjadi dewasa seperti ini, ibu selalu memberikanku semangat pelbagai
motivasi-motivasi yang kau ucapkan tidak akan ku lupakan sampai akhir hayatku
nanti. Karena hidup selalu membutuhkan DUIT~
Doa, Usaha, Ikhtar, dan Tawakal. Itulah pesan yang selalu beliau tegakkan
di keluarga kecilku sebagai penuntun hidup agar menjadi orang yang rendah hati.
Bogie Assasulillah Maharani
PA 2012/122074206
1 komentar:
Dari : Indra Asnianto (12020074010/PA 2012)
Untuk : Bogie Assasulillah Maharani
Bagus ceritanya Ran :) hehe
Siip memang harus selalu berdoa, berusaha, Ikhtiar, dan Tawakkal dalam menjalani kehidupan .. :)
Semangat Rani !!
Salam buat Ibu dan Ayahmu ran :P hehe
Posting Komentar