(Super) EMAK
‘Emak’,
itu merupakan panggilan untuk seorang ibu di desa. Begitu juga dengan ibuku,
aku biasa memanggilnya dengan sebutan emak. Emak adalah sosok perempun yang
sangan berharga bagiku. Tak sekadar ibu rumah tangga biasa, emak adalah
perempuan yang ulet, bertanggung jawab dan penuh dengan kasih sayang. Menurut
cerita dari keluarga besarku, dulu di saat aku masih kecil aku adalah anak yang
bandel. Tapi emak begitu sabar mengasuhku dan membimbinghku untuk menjadi anak
yang lebih baik. Kesabaran yang dibalut dengan kasih sayang membuat emak
berhasil membimbingku menjadi anak yang lebih baik sesuai yang diharapkan.
Emak menggunakan waktunya untuk
keluarga serta mengurus rumah. Di saat adzan subuh berkumandang, emak bangun
dan mengajak kami berjamaah. Semua anggota sibuk dengan pekerjaan masing-masing
terutama emak yang sibu di dapur. Setiap hari kami selalu dimasakkan menu yang
berbeda “biar tidak membosankan” kata emak. Tak hanya kreatif tapi juga
masakannya juga sangat lezat. Tak jarang emak mengajakku untuk memasak makanan
kesukaanku.
Selain
jago masak emak juga seorang guru pencak silat. Ya benar, dia seoarang
pendekar. Bahkan aku pernak disuruh unuk mengikuti jejaknya untuk mengikuti
pencak silat. “Biar bisa jaga diri dan menjaga orang yang aku sayangi” katanya
sambil menunjukkan seragamnya dulu. Mungkin karena itu emak bisa tangguh sampai
sekarang. Seorang ibu yang selalu tersenyum, semangat, bertanggungjawab,
pantang menyerah, dan sayang keluarga pastinya. Bahkan aku tidak pernah melihat
emak menangis di depanku. Kasih sayangnya kepadaku tidak pernah berkurang,
mulai dari kecil sampai aku dewasa dan mempunyai dua saudara kasih sayang emak
masih besar kepadaku. Ibu yang sangat super bagiku. Saat aku masih kecil dulu
emak selalu mengantarkan dan menemaniku kesekolah sampai aku duduk di bangku
kelas 1 Sekolah Dasar. Dan kebiasaan itu sekarang dirasakan juga oleh kedua
saudaraku. Itulah contoh kecil dari kasih sayang seoarang ibu yang sangat
besar. Selain itu emak juga menjadi teman bermain bagiku sewaktu di rumah.
Meskipun di rumah tapi dia bisa membuat permainan yang sangat menyenangkan.
Karena
kami hidup desa yang mayoritas berprofesi sebagai petani, emak juga sosok orang
yang gemar bertani. Hampir setiap musim kemarau emak ikut membantu bapak di
sawah untuk menanam semangka. Karena sudah terbiasa jadi emak biasa pergi ke
sawah sendiri untuk merawat semangka yang telah di tanam. Bercocok tanam juga
telah menjadi hobi perempuan yang tangguh itu. Halaman di depan rumah kini juga
telah peuh dengan berbagai sayur-sayuran yang ditanam oleh emak. Sehingga
tetangga juga sering memintanya untuk dimasak.
Pada
suatu hari di saat libur sekolah saya membantu emak yang sedang membersihkan
rumah. Dan pada saat itu aku baru mengetahui kalau seorang ibu yang saya
banggakan adalah perempuan yang sangat puitis. Karena pada saat itu saya
menemukan selembaran kertas yang berisi
puisi-puisi remajanya. Dan ini merupakan salah satu puisi yang sangat saya
kagumi :
saat aku berlari
mungkin pernah berhenti
saat aku tertidur
mugnkin pernah bermimpi
aku lelah bukan berarti
kalah
aku menunduk bukan
berarti menyerah
semua hanya butuh waktu
untuk menjadikan lebih indah
semuahanya butuh pesan
agar dapat tersampaikan
Itu
merupakan inspirasi dan semangat emak yang tergambar dalam sajak. Entah itu bakat
atau mungkin cita-cita emak, aku tak pernah tahu. Tapi kini aku yakin kalau aku
di sini juga cerminan dari bakat emak yang tersembunyi itu. Kini emak tidak
hanya mengajariku tentang ketulusan, kejujuran, ketangguhan, tanggungjawab,
memasak, bahkan kini juga mengajariku tentang keindahan lewat sajak suci yang
tak lain adalah puisi.
Aku sekarang sudah kuliah di surabaya tapi emak tak
pernah lupa akan makanan kesukaanku. Setiap aku pulang ke rumah pasti emak
selalu membuatkan nasi goreng untukku. Kalau gak ada nasi biasanya emak
membuatkan mie instan goreng yang spesial pake telor dan cabai sebagai gantinya. Emak memang ‘super
emak’ bagiku.
Afif Hidayatullah
/12020074037
0 komentar:
Posting Komentar